Politik Komedi 21 #QuovadisDKI

Halo agan-agan serta aganwati serta agansista semua bagaimana keadannya pada pagi cerah ini semoga selalu semangat mengisi aktifitas pagi, kini penulis ingin mengulas persiapan politik DKI yang kian memanas seperti oven ada 3 poros, 3 koalisi, 3 kekeluargaan, 3 pasangan, 3 suara, 3 yang lain-lain bukan mendua bahkan mentigai satu sama lain. penulis melihat peta politik semuanya terbagi 3 dan rasanya penulis pernah merasakan bahwa pembagian poros ini seperti masa Belanda yang membagi Indonesia menjadi 3 etnis atau pembagian bentuk yaitu Eropa, China dan Pribumi, kini DKI dulu berbeda dengan DKI sekarang bukan warkop DKI ya... wahai DKI apa kau akan kembali ke masa mu dulu yang membuat masyarakat dengan santainya mengulurkan tangan dan mengembangkan senyum tanpa adanya kesulitan atau kau meninggalkan kami tanpa mengayomi semuanya. kini kau kembali membawa kotak pandora yang belum bisa dijawab apakah itu berisi gloria patri yang membawa masyarakat dalam damai yang membuat sejarah dibuat secara scripto continua. semoga DKI membawa suatu yang dibanggakan sehingga menjadi kepribadian bangsa Indonesia seutuhnya dan negaranya menjadi mercusuar bagi dunia.

Membicarakan DKI tidak lepas bahwa DKI merupakan Ibukota negara yaitu Jakarta setelah menjalani berbagai macam orde DKI belum menciptakan prestis atau kepribadian layaknya Ibukota yang mengayomi seluruh kota, kini pucuk pimpinan kini sudah mulai berubah baik arah, pandangan, ide hingga perubahan dinamika penduduk yang mulai beragam bahkan pucuk pimpinan mulai proses pergantian pada 2017 salah satunya para grand chess master yaitu M,S,P, bukan bibit padi ya... kini mereka mulai bertanding dan mempersiapkan batu loncatan yang membuat gebrakan tidak dapat diprediksi seperti pertandingan halma bukan catur ya atau dengan sistem bye salah satu pecatur langsung melawan pecatur yang menang begitulah kompetisi di DKI... yang dimulai dari prajurit yang melangkah maju jadi menteri dan ada juga menteri yang terpojok bahkan ada juga benteng yang siap melibas apa saja begitulah keadaan yang ada jika diperas ada yang bermain catur yaitu prajurit, menteri dan benteng yang masing-masing grandmaster memegang bidak yang dianggap kuat seperti light novel saja. atau sejarah kembali terulang tapi dengan kemasan baru... penulis merasa khawatir akan terjadinya mala prohibita bahwa suatu kejahatan telah diatur secara undang-undang dan dibuat secara sistematis yang bertentangan dengan kewajaran kejahatan terhadap nurani dalam pilkada serentak.

Lantas bagaimana DKI akan mengambil sikap sebagai ikon, mercusuar bahkan pelita bagi ibukota negara, ya penulis tidak bisa memprediski lebih jauh, penulis melihat dalam percaturan politik DKI sekaligus pilkada serentak dilihat barometernya bahwa DKI paling panas dalam perebutan pucuk pimpinan apakah mereka bisa membuat DKI layaknya seperti keperibadian bangsa bisa dilihat nanti siapa yang mengenakan jas putih saat berdiri di karpet merah yang siap mengemban tugas dan memberikan citra bagi ibukota negara..

Quovadis DKI apa kau akan kembali seperti dulu yang membuat masyarakatnya tersenyum atau malah mengkerutkan kening karena kesulitan-kesulitan yang tidak bisa membuat masyarakat tertidur dengan pulas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Standar profesi ACM dan IEEE Standar Profesi di Indonesia dan Regional

jokes: bahwa pilot adalah supir?

intel vs amd dan arm