#saveGedung Graha Garuda Tiara Indonesia

Hallo agan-agan apa kabarnya di pagi hari ini dengan beragam aktifitas yang ada..
dari seluruh ujung Indonesia hingga mancanegara yang penting satu Indonesia, kali ini penulis ingin menggulir ke era pak Harto, yap kurang lebih begitu...
agan  yang berada di Cileungsi pasti tahu Gedung Graha Garuda Tiara Indonesia kan???

yap maaf sekali hanya mengingat kembali gedung tersebut, walau sudah banyak yang ngepost cuma mengingat kembali
Menurut Majalah Berita Mingguan (MBM) Tempo 26 Februari 2001, GGTI dibangun pada tahun 1995 untuk penginapan atlet SEA Games XIX pada Oktober 1997. Pada Agustus 1995 proyek itu macet karena kehabisan dana. Padahal bangunan sudah mencapai 70 persen. Bangunan pun terbengkalai selama 15 bulan.
Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut sebagai komisaris utamanya mencari cara. Singkat cerita (kepanjangan kalau diceritain..hehe..) akhirnya Jamsostek menempatkan deposito Rp 75 miliar di BTN dengan bunga 8,5 persen. �
Namun pembangunan GGTI tidak selesai juga. Sampai akhir 1998 GGTI tidak mampu melunasi kreditnya, sehingga macet. Dan pada 31 Maret 1999, seluruh posisi kredit atas nama GGTI di BTN Cabang Kuningan, Jakarta, diambil alih Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Dulu sih tempat itu biasanya di pakai Mbak Tutut buat berakhir pekan. Atau buat acara KIRAB Remaja. Gedung ini juga jadi gedung yayasan Kirab Remaja Nasional pada waktu itu.
Tempat ini juga sempat jadi tempat persembunyian Ekspatriat Saat Rusuh Mei '98. Beberapa tamu luar negeri dari Jepang dan Korea, serta beberapa pegawai instansi pemerintah pernah menginap di GGTI karena takut ke Jakarta. Matinya kemewahan Garuda Tiara ini terjadi pada Agustus 1998. Pembayaran listrik Rp 36 juta nunggak, jadi semuanya distop. Sempat pakai genset tapi enggak tahan lama.
Kompleks Garuda Tiara ini terdiri atas wisma A, B, C, D, dan E, yang merupakan bagian sayap dan masing-masing terdiri dari 3 lantai dengan total 456 kamar. 1 Kamar bisa diisi 4 orang itu untuk yang D dan E. Kalau yang A,B, dan C 1 kamar bisa diisi 8 orang.
Bagian dada dan kepala Garuda terdapat lobi dan ruang konvensi yang mampu menampung 3 ribu orang. Sedang di bagian ekor diperuntukkan bagi hotel. Total ada 196 kamar.
Ada juga lapangan parkir yang luas hingga menampung 100 bus, dan landasan helipad. Tidak hanya itu saja, kompleks olahraga juga tersedia. Ada 2 lapangan tenis, 2 lapangan basket, dan 2 lapangan volly. Ada juga 2 kolam renang.

Hal ini mengingat seperti pembangunan pada era Pak Karno yang membuat Monas, Masjid Istiqlal, Proyek Ibukota Palangkaraya, dan sebagainya....ckckck seharusnya bangsa ini memiliki kebanggaan terhadap negerinya, jikalah bangsa ini mau berpikir kedepan seperti ketiga tokoh tentu Indonesia sangat ditakuti oleh seluruh bangsa ditakuti kurang tepat, lebih tepatnya disegani dan dihormati jika bangsa lain takut tentu tidak ada alkulturasi dan asimilasi di negeri ini, tentu masih teringat kata bijak berbaktilah pada keluargamu, bangsamu, negaramu dan agamamu supaya kelak kamu menjadi orang yang berguna dan tidak membebani bangsa dan negeri ini...
semestinya perlu di perhatikan, dipugar, dan dilanjutkan pembangunan ini mengingat bangsa ini sangat butuh banyak lapangan kerja daripada membegal atau bertindak kriminal atau anti sosial dan hidupkan kembali Pancasila, UUD45, GBHN, P4 supaya bangsa ini tumbuh kembali....

sumber (dikutip dari berbagai sumber):


Komentar

Postingan populer dari blog ini

intel vs amd dan arm

Standar profesi ACM dan IEEE Standar Profesi di Indonesia dan Regional

Kenalan Dengan Oiran yang Berbeda dengan Geisha