Tatang Koswara "sniper Indonesia yang terlupakan"

Siapa sangka Indonesia tidak memiliki sniper elite spesial, ternyata ada yaitu bapak Tatang Koeswara yang pensiun pada pangkat Pembantu letnan (Peltu) dan beliau sudah pensiun tahun 1996, beliau kini membuka warung makan di Kodiklat TNI AD, Jalan Aceh, Bandung.

melalui kutipan wartawan kompas ""Hasil jualan tidak terlalu besar, apalagi sekarang saingannya makin banyak, tetapi lumayan untuk tambah-tambah," ucap Tati di kediamannya, di lingkungan Komplek TNI AU, Cibaduyut, Bandung, Senin (2/3/2015). walau pun tidak aktif alias sudah pensiun bapak Tatang sesekali melatih yuniornya di TNI AD. dalam hal serunduk menyerunduk alias supaya tidak kelihatan seperti sniper yang sunyi untuk menyerang musuh tanpa disadari.

Beliau kini divonis serangan jantung dan menjalankan operasi pemasangan ring, kegiatannya di warung berkurang. Kini, yang menjaga warung adalah anaknya yang paling besar, Pipih Djuaningsih, Di tengah kesederhanaannya, Tatang selalu bersyukur karena mereka sekeluarga memiliki rumah, meski sederhana. Paling tidak, kondisinya masih lebih jika dibandingkan sejumlah teman seangkatannya yang menghabiskan masa pensiun di rumah kontrakan atau saudara karena tidak memiliki rumah.

eh ada hebatnya loh sebagai sniper elite kebanggaan indonesia,  Dalam buku Sniper Training, Techniques and Weapons (2000) yang ditulis Peter Brookesmith, Tatang masuk 14 besar dalam urutan Sniper’s Roll of Honour di dunia.  Tatang mencetak rekor 41 di bawah Philip G Morgan (5 TH SFG (A) MACV-SOG) dengan rekor 53, dan Tom Ferran (USMC) dengan rekor 41. Tatang memperoleh rekor tersebut dalam perang di Timor Timur pada 1977-1978.  Di bawah komando Letnan Kolonel Edi Sudrajat, Tatang menjadi sniper yang masuk ke jantung pertahanan musuh di daerah pertahanan lawan di Remexio, Lautem, Viqueque, Aileu, Becilau, dan Bobonaro.

"Dulu Pak Edi Sudrajat bilang ini misi rahasia, tidak boleh diungkapkan sebelum diperintahkan. Saya menyimpan ini rapat-rapat, termasuk pada istri. Namun kini, orang luar (asing) yang mengungkapkannya terlebih dahulu," ungkapnya sambil tersenyum.Saat ini, Tatang masih tampak gagah dan bugar meski divonis mengidap gejala penyakit jantung. Sorot mata ataupun ingatannya masih sangat tajam. Itu terlihat saat Tatang menceritakan perjalanan hidupnya terutama saat masa perang di Timor Timur.

"Ada satu yang belum saya ceritakan. Saat saya tertembak di kaki saya, saya mengikatnya dengan ikat kepala saya yang menyerupai bendera Merah Putih. Saya juga menyelipkan foto istri saya di sana dan mengatakan pada diri saya sendiri, 'Bila saya harus mati saat ini, maka buatlah darahku bersimbah di Merah Putih'," cerita Deddy pada saat jeda iklan hitam putih dan mengulang perkataan terakhir Tatang di blog pribadinya.

Setelah mengucapkan kisah terakhirnya itu, Tatang pun menghembuskan nafas terakhirnya. Tatang menutup usia sebagai sosok pahlawan bangsa yang membuat siapapun bangga. Jenazah Tatang dimakamkan di kawasan Cibaduyut, Jawa Barat, Rabu (4/3) pagi ini.

Selamat jalan Tatang. Semoga kepergianmu bisa memberikan inspirasi ke banyak generasi muda Indonesia
Sumber :
berbagai sumber.
kompas "tatang koeswara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

intel vs amd dan arm

Standar profesi ACM dan IEEE Standar Profesi di Indonesia dan Regional

Arah demokrasi Indonesia