Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Politik Komedi Indonesia (PKI) part 15 A

Hallo Agan2 yang malam minggu, apa kabar... penulis harap semua sehat selalu.... Malam Minggu sambil menikmati tepi pantai memandangi laut yang eksotis yang membuat pemikiran lebih kritis dan semakin humoris... Yap malam ini penulis tidak tahu mau bilang apa, yang penting semua pada sehat jangan sampai begadang malam dan lupa akan kondisi fisik malah menjadi tidak sehat.... Sekelumit hidup merupakan suatu ujian sekaligus pujian karena jika ujian lolos maka pujian diraih bila diraih maka kesuksesan akan datang, manusia diciptakan seribu bahkan sejuta kali kegagalan menjalani hidup supaya lebih bijak dalam menyikapi kehidupan ini, jika kesuksesan selalu datang tiada kegagalan maka hidup terasa statis... Banyak kisah yang ane ingin bilang tapi jika banyak bicara dan nulis nanti muncul spekulasi bahkan bisa menjadi suatu tidak berbobot...ketika hidup menjadi suram mau menikmati hidup terasa sedih seolah mengatakan "seandainya bisa pergi ke tempat terpencil" terasa h

#saveGedung Graha Garuda Tiara Indonesia

Gambar
Hallo agan-agan apa kabarnya di pagi hari ini dengan beragam aktifitas yang ada.. dari seluruh ujung Indonesia hingga mancanegara yang penting satu Indonesia, kali ini penulis ingin menggulir ke era pak Harto, yap kurang lebih begitu... agan  yang berada di Cileungsi pasti tahu Gedung Graha Garuda Tiara Indonesia kan??? yap maaf sekali hanya mengingat kembali gedung tersebut, walau sudah banyak yang ngepost cuma mengingat kembali Menurut Majalah Berita Mingguan (MBM) Tempo 26 Februari 2001, GGTI dibangun pada tahun 1995 untuk penginapan atlet SEA Games XIX pada Oktober 1997. Pada Agustus 1995 proyek itu macet karena kehabisan dana. Padahal bangunan sudah mencapai 70 persen. Bangunan pun terbengkalai selama 15 bulan. Siti Hardiyanti Rukmana atau Mbak Tutut sebagai komisaris utamanya mencari cara. Singkat cerita (kepanjangan kalau diceritain..hehe..) akhirnya Jamsostek menempatkan deposito Rp 75 miliar di BTN dengan bunga 8,5 persen. � Namun pembangunan GGTI tidak selesai

Politik Komedi Indonesia Bag-15

Hallo Agan-agan dari sabang hingga merauke, piye kabre toh, baik2 saja.... dah lama ane tidak ngepost ya.. tentang kehidupan khususnya kebijakan pemerintah dan masyarakat.. ane ada satu pengalaman yang ya bisa dibilang sangat malas untuk dibicarakan.. ya tentunya terutama hal KTP (Kartu Tanda Penduduk), ane dah lama belum selesai dari tahun kemaren 2014, tu KTP belum selesai kata pegawai didalam belum dilimpahkan ke atas berarti saya tunggu setahun lagi padahal masa aktif hampir habis, seperti kartu sim telpon saja?? ya akhirnya saya mesti nenteng kertas HVS A4, masak jaman dah modern tapi kelaku masih baholak.. dah tu ada yang bilang belum ada photo, rasanya pertama kali coba adanya e-ktp diuji pertama saya langsung buat e-KTP dah tu difoto... dilihat dengan negara maju seperti Amerika dan negara tetangga pembuatan KTP/IC cukup mudah dan tidak ribet, pada dasarnya di KTP yang perlu hanya NIK jika NIK benar maka orangnya benar karena pada dasarnya orangnya satu coba bayangkan ktp

Politik Komedi Indonesia (PKI Bag- 14 part 3)

Gambar
hallo agan-agan seluuh Indonesia apa kabarnya... baik toh.. kali ini saya belum punya pemikiran apa yang mau disampaikan, tapi sekarang banyak media yang menyatakan bahwa presiden kita lagi yah agan-agan tahulah... disini penulis tidak memihak dimana-mana alias netral saja... di Indonesia melihat perkembangan yang ada dengan penduduk hampir 210 juta orang dengan berbagai perbedaan pandangan, pemikiran, opini, agama, suku dan segala macam bentuk cukup sulit mengaturnya ditambah yang berkerja secara administrasi dipangkas dan dipersulit terutama menemui pihak-pihak untuk diminta pertolongannya atau atasannya, selain itu banyaknya kendala yang menghimpit secara ekonomi, sosial, politik, pribadi, hal ini mesti kita renungkan kedepannya. seperti kata presiden Amerika John Fritzglad Kennedy: "Jangan bertanya apa negara yang diberikan padamu tapi tanya apa yang kamu berikan kepada negaramu" dari ungkapan diatas jangankan negara, daerah sendiri, atau keluarga sendiri tidak bi